Yuk Jadi Orang Tua Shalih Dulu, Bagaimana Caranya?

cara menjadi orang tua shalih

 

Ketika membaca buku “Yuk, Jadi Orang Tua Shalih Dulu! Sebelum Meminta Anak Shalih” yang ditulis oleh Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, saya tertegun. Di antara banyak buku parenting yang sudah pernah saya baca, buku ini rasanya benar-benar menyentuh jiwa.

Tujuh Langkah Menjadi Orang Tua Shalih

Ketika saya memiliki anak, saya baru menyadari bahwa anak merupakan peniru ulung. Ia adalah kertas putih yang akan ‘dituliskan’ oleh kedua orang tuanya.

Menjadi orang tua itu tidak pernah mudah. Tugas orang tua tidak hanya mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Ada jiwa yang membutuhkan kehadiran kita. Menurut sang penulis buku, menjadi orang tua shalih tidak mudah tapi bukan berarti mustahil. Ada tujuh langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk memulai perubahan menjadi orang tua shalih :

Pertama, instropeksi atas pola asuh

Instropeksi pola asuh yang telah kita lakukan selama ini. Apakah sudah tepat pola asuh kita? Buku ini menjabarkan mengenai perilaku anak yang sering dikeluhkan orang tua.

Misal, untuk perilaku anak berbohong. Penyebab di luar pola asuh lantaran anak belum bisa membedakan antara kenyataan dengan khayalan. Sementara, penyebab dari pola asuh antara lain orang tua yang sering berjanji tapi tidak memenuhi atau mencontohkan kebohongan yang yang dianggap tidak berbahaya, seperti untuk menghindari seseorang.

Kedua, menggalang kesatuan orang tua

Kekompakan ayah dan bunda di depan anak sangat penting agar anak mendapatkan pesan yang sama dari keduanya. Demi anak-anak, ayah dan bunda harus hadir sebagai satu kesatuan agar anak tak bingung.

Ketiga, belajar bersama

Orang tua perlu senantiasa belajar. Baik dari buku-buku parenting maupun mengikuti seminar dan pelatihan.

Keempat, buatlah jurnal

Membuat jurnal akan sangat membantu langkah perubahan. Kita akan tahu apabila perilaku orang tua dan anak memiliki pola. Misalnya, keruwetan di rumah sering terjadi di pagi hari ketika semua penghuni rumah sedang bersiap ke kantor atau sekolah. Dengan mengetahui pola, dapat diambil perbuatan perbaikan.

Kelima, lakukan curah gagasan (brainstorming)

Penulis merekomendasikan orang tua untuk membuat tabel berisi kecenderungan pola asuh. Isinya, cara orang tua menceramahi anak terjadi pada saat rentan kapan? Tuliskan cara untuk mengatasinya dan tentu saja ajak pasangan untuk mengatasi bersama.

Keenam, lakukan evaluasi berkala

Lakukan evaluasi atas perubahan cara pandang, sikap, dan pola asuh yang kita lakukan. Evaluasi sangat penting untuk memastikan kita melakukan program dengan konsisten.

Ketujuh, rayakan keberhasilan sekecil apa pun

Misal, ketika kita berhasil tidak mengomel selama seminggu atau anak bisa bangun pagi dengan mudah. Pujilah anak dengan tulus.

karunia orang tua shalih

Dalam upaya menjadi orang tua shalih, terdapat lima karunia yang diberikan Allah SWT kepada para orang tua.

Lima Karunia untuk Menjadi Orang Tua Shalih

Menurut penulis, ada lima karunia dari Allah SWT yang harus dimaksimalkan para orang tua shalih:

Pertama, karunia belajar

Seiring dengan perkembangan anak, orang tua senantiasa belajar. Sangat penting bagi orang tua mengetahui bagaimana anak belajar. Belajar tak hanya tentang pelajaran di sekolah, tetapi dalam lingkup yang luas ketika anak belajar berbicara dan mengasah kemampuan motoriknya.

Misalnya, ketika anak bermain dengan orang tua, mereka juga belajar bahwa mereka dicintai, diterima, dan disukai. Kebersamaan berkualitas dengan orang tua membantu peningkatan keckapan sosio-emosional anak.

Orang tua shalih mampu memberdayakan anak. Misalnya dengan memotivasi dengan pujian spesifik yang patut diterima anak.

Kedua, karunia konsistensi

Dari semenjak anak dilahirkan, dia mulai belajar tentang dunia di sekitarnya. Seiring pertumbuhan, otak anak terus memproses ulang pesan-pesan yang diterimanya. Agar pesan-pesan itu bisa diterima akalnya, harus ada konsistensi dalam pesan-pesan itu.

Konsistensi yang dicontohkan orang tua memberi anak rasa aman. Konsistensi juga membantu anak merasa bertanggung jawab karena mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka.

Penting juga bagi ayah dan bunda untuk hadir sebagai satu kesatuan di depan anak. Ayah dan bunda perlu saling berkomunikasi tentang aturan dan konsekuensinya bagi anak-anak.

Konsep kunci tentang disiplin yang dipelajari bayi sejak kelahirannya: aturan bukanlah aturan, kecuali ditegakkan dengan konsisten. Konsistensi juga mencakup perkataan dan perbuatan orang tua yang sama.

Ketiga, karunia kiblat

Karunia kiblat berarti fokus dan arah kehidupan yang dijalani. Orang tua shalih berfokus pada perilaku baik, bukan perilaku buruk. Orang tua shalih juga berfokus pada solusi, bukan masalah.

Penulis juga merekomendasikan kepada orang tua agar menghindari kata “jangan” untuk mencegah suatu perilaku. Mengapa? Karena ketika melarang, orang tua malah menyodorkan sesuatu untuk menjadi fokus anak.

Ubahlah larangan menjadi kalimat positif, geserlah fokusnya. Misalnya, “Kakak paling pintar deh bikin adik tersenyum,” dibanding mengatakan, “Jangan ganggu adik,”

Keempat, karunia mendengarkan           

Orang tua shalih menggunakan karunia mendengarkan. Karunia mendengarkan tak hanya mendengarkan anak saja, tetapi juga karunia mendengarkan diri sendiri (jiwa anak di dalam diri sendiri) dan juga mendengarkan pasangan.

Orang tua shalih mampu menjadi tempat curahan hati yang nyaman bagi anak. Penting bagi orang tua untuk menyediakan waktu bersama anak, bukan sekadar berada dekat anak tetapi orang tua fokus dengan ponsel.

Kelima, karunia Al-Shaffat (inspirasi dari komunikasi efektif)

Orang tua shalih berkomunikasi dengan melibatkan anak. Mengabaikan anak menjadikan orang tua menjadi otoriter. Sejak dini, anak perlu dilibatkan dalam kehidupan seperti diberi kesempatan memilih, berpendapat, atau mengungkapkan perasaannya.

Cara berkomunikasi efektif dengan anak antara lain mengkomunikasikan penerimaan, berbicara dua arah dengan anak, berikan respon terbuka untuk memancing anak, gunakan kalimat positif, lakukan kontak mata, hingga tidak menyela anak ketika berbicara.

Menjadi orang tua shalih perlu diupayakan. Salah satunya adalah senantiasa membuka diri untuk belajar dan buku ini merupakan buku yang saya rekomendasikan untuk dipelajari para orang tua. Banyak contoh praktikal dan tabel yang dapat diisi oleh para orang tua sebagai panduan.

Pada akhirnya, orang tua harus menyadari bahwa anak adalah sebuah anugerah dari Allah SWT, bukanlah beban.

 


Comments

Popular posts from this blog

5 Tips Agar Tak Memilih Childfree

5 Cara Membuat Anak Gemar Membaca

Mengenal Self Regulation pada Anak